makalah tentang penyuluhan beternak burung puyuh di desa sidorahayu wagir
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah ketenagakerjaan di
negara-negara berkembang, termasuk halnya di Indonesia, berkaitan dengan
sempitnya peluang kerja, rendahnya mutu tenaga kerja, tingginya angka
pengangguran, rendahnya gaji dan upah, dan jaminan sosial yang kecil bahkan
nyaris tidak ada. Masalah ketanagakerjaan merupakan masalah pokok yang harus
dihadapi oleh negara dan masyarakat Indonesia untuk menuju masyarakat yang adil
dan makmur. Melemahnya daya serap tenaga kerja di beberapa sektor industri,
membuat angka pengangguran bertambah. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan
jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang,
bertambah 320 ribu orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 7,24
juta jiwa. Pada Agustus 2015, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan
didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen, disusul Sekolah
Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen,
Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74 persen. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Sya’adah (2014) yang menyatakan bahwa Pertambahan
penduduk di suatu daerah di satu pihak merupakan modal pembangunan, karena
terdapat angkatan kerja sesuai perkembangan penduduk tersebut, sedangkan di
lain pihak akan menjadi beban pemerintah karena setiap jiwa akan membutuhkan
kebutuhan hidup, seperti sandang, pangan, penyediaan sarana dan prasarana dan
sarana sekolah serta lapangan kerja. Pemerintah harus merangkul swasta untuk
bersama-sama mengurangi dan menuntaskan masalah ketenagakerjaan di Indonesia
ini. Selain itu untuk meningkatkan mutu tenaga kerja, pemerintah juga
memberikan penyuluhan-penyuluhan guna memberikan pengetahuan tentang
keterampilan atau sebagainya agar masyarakat dapat menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri.
Masalah utama yang ada di
Kecamatan Wagir ini adalah kurangnya lapangan pekerjaan. Kurangnya lapangan
pekerjaan di Kecamatan Wagir dimana lebih tepatnya di Kelurahan Sidorahayu
mengakibatkan banyak pemuda yang masih menganggur. Kelurahan Sidorahayu memiliki
sisi keunggulan dari desanya yaitu ketrampilan dan peternakan, sehingga
diharapkan pemuda disana bisa memanfaatkan kelebihannya untuk menutupi
kurangnya lapangan pekerjaan yang ada di Desa Wagir.
Pelatihan budidaya ternak puyuh
dipilih sebagai alternatif untuk meningkatkan produktivitas di Kelurahan
Sidorahayu dimana beternak ternak puyuh bukanlah sesuatu yang sulit dan bukan
sesuatu yang terlalu menghabiskan waktu berada di kandang, hal ini pun akan
disukai pemuda yang mungkin tidak terlalu suka untuk berternak dan berada di
dalam kandang di waktu yang lama. Burung puyuh juga kebal terhadap penyakit dan
berbagai stress hal ini sesuai dengan pendapat Kasiyati dkk (2009) yang
menyatakan bahwa beberapa tahun terakhir puyuh juga dimanfaatkan sebagai hewan
percoba dalam berbagai penelitian karena tahan terhadap stres, tahan pada
berbagai penyakit, dan memiliki daya kesembuhan relatif tinggi.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat
dirumuskan permasalahan, selama ini masyarakat di Kecamatan Wagir lebih
tepatnya di Kelurahan Sidorahayu belum mengoptimalkan usaha pekerjaan di Desa
mereka secara maksimal, sehingga masih banyak pemuda yang menjadi pengangguran.
Kekurangan lapangan pekerjaan di Kelurahan Sidorahayu ini menyebabkan banyaknya
pengangguran khususnya pemuda di Kelurahan Sidorahayu. Upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan budidaya Ternak Puyuh untuk
mengurangi pengangguran di Kelurahan Sidorahayu.
1.3. Tujuan
Kegiatan Penyuluhan ini bertujuan
antara lain: menginformasikan kepada masyarakat Desa Wagir bahwa mudahnya dalam
beternak Burung Puyuh, mengatasi masalah kekurangan lapangan pekerjaan di Desa
Wagir khususnya pemuda, meminimalisir pengangguran yang ada di Desa Wagir, dan
Memberikan kegiatan beternak untuk Desa Wagir khususnya pemuda.
1.4. Manfaat
Setelah
dilakukan penyuluhan tentang Pelatihan Budidaya Ternak Puyuh (Cortunix cortunix japonica) Sebagai
Upaya Meningkatkan Produktivitas Masyarakat Di Desa Sidorahayu Kecamatan Wagir
diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan para peternak dan dapat
mengurangi pengangguran di Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.
BAB II
GAMBARAN UMUM PENYULUHAN
Wagir
merupakan kecamatan yang terdapat di kabupaten malang. Kecamatan wagir berada
di antara lereng gunung kawi dengan suhu dapat mencapai 11-25oC dan
berada di ketinggian ±450m diatas permukaan laut. Sidorahayu adalah sebuah desa
di wilayah Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, dan merupakan salah satu jalan
masuk dan keluar menuju kota malang sebagai jalur alternatif menuju kota malang
tanpa kemacetan.
Indonesia
merupakan bagian dari negara berkembang yang mempunyai masalah ketenagakerjaan.
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia disebabkan oleh sempitnya peluang kerja,
rendahnya mutu tenaga kerja, tingginya angka pengangguran, rendahnya gaji dan
upah, dan jaminan sosial masyarakat yang kecil (Prihanto, Purwaka Hari, 2012).
Kecamatan Wagir merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Malang yang
memiliki tingkat intensitas pengangguran yang cukup tinggi. Salah satunya
adalah desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang yang mayoritas
tingkat pengangguran didominasi oleh pengangguran berusia muda dan pengangguran
berpendidikan. Salah satu penyebab tingginya angka pengangguran di Desa
Sidorahayu yaitu tidak adanya keinginan dari masyarakat setempat terutama pada
pengangguran berusia muda untuk meningkatkan sebuah keterampilan yang mereka
miliki menjadi sebuah keuntungan untuk mereka dan sempitnya peluang kerja untuk
masyarakat Desa Sidorahayu.
Masyarakat
Desa Sidorahayu mayoritas bekerja sebagai pembuat kerajinan kok atau bola bulu
tangkis dan sebagai pekerja pabrik rokok. Selain itu, terdapat masyarakat yang
bekerja sebagai petani pangan dan peternak ayam pedaging. Dilihat dari bidang
peternakan, usaha peternakan ayam pedaging memerlukan modal yang cukup besar
dan memerlukan lahan yang luas. Banyak ditemukan lahan-lahan kosong yang belum
terkelola dengan baik sehingga lapangan kerja yang ada di desa tersebut masih
kurang. Terdapat sebuah usaha di bidang peternakan yang dapat dilakukan dengan
modal kecil, tidak memerlukan lahan yang luas, dan menghasilkan sebuah
keuntungan untuk peternak yaitu budidaya ternak puyuh. Ternak puyuh merupakan
salah satu komoditas unggas sebagai penghasil telur dan daging. Keberadaannya
dapat sebagai pendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah
didapat. Usaha budidaya puyuh merupakan salah satu jenis usaha yang banyak
diminati dan dikembangkan karena ternak puyuh ini merupakan ternak yang dapat
berproduksi dalam waktu cepat (40 hari sudah bertelur).
Oleh karena itu,
perlu diselenggarakan suatu upaya pelatihan mengenai budidaya ternak puyuh
untuk meningkatkan produktivitas masyarakat di Desa Sidorahayu Kecamatan Wagir
Kabupaten Malang. Maka dari itu, kami
dari tim penyuluh ingin memberikan informasi kepada masyarakat setempat
mengenai solusi yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut sehingga
tingkat pengangguran di Desa Sidorahayu akan semakin menurun dan meningkatkan
kemakmuran masyarakat sekitar.
2.2. Gambaran
Umum Masyarakat Sasaran
Wagir
adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Lokasinya terletak di sebelah selatan Kota Malang. Kecamatan Wagir kelurahan
Sidorahayu yang berada di daerah Kabupaten Malang adalah salah satu daerah yang
mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai peternak, petani dan
pengrajin ketrampilan. Lahan yang luas digunakan untuk bercocoktanam seperti
buah-buahan dan sayur-sayuran. Tidak sedikit juga yang memiliki peternakan
kecil-kecilan, selain itu juga pengrajin ketrampilan.
Masyarakat
Desa Wagir mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, peternak dan pengrajin
ketrampilan. Masyarakat di desa tersebut masih banyak yang belum mendapatkan
pekerjaan terutama pemuda yang ada di Kelurahan Sidorahayu. Pemuda di Desa
Wagir masih belum banyak yang mendapatkan pekerjaan sehingga keseharian mereka
hanyalah di rumah atau pun bekerja serabutan. Pemuda di Desa Wagir juga membentuk
Karang Taruna untuk memudahkan bersosialisasi. Kegiatan Karang Taruna di desa
ini juga masih kurang untuk menambah kegiatan, sehingga pemuda di desa ini
banyak yang pengangguran. Peternak disini memiliki beberapa ternak, yaitu ayam
potong, ayam petelur dan burung puyuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Panekenan
(2013) yang menyatakan bahwa salah satu usaha peternakan yang dapat
dikembangkan yaitu usaha ternak burung puyuh.
Peternakan
burung puyuh merupakan salah satu sektor peternakan yang paling efisien dalam
menyediakan daging dan telur. Beternak burung puyuh tidak memerlukan waktu yang
lama untuk berada di kandang, tidak seperti berternak ayam pedaging dan petelur
sehingga cocok untuk meminimalisir pengangguran pemuda di Desa Wagir. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Lainawa (2015) yang menyatakan bahwa usaha ternak
puyuh saat ini termasuk salah satu sektor unggulan sebagai salah satu penyedia
bahan makanan di Indonesia. Perlu diadakan suatu kegiatan untuk mengenalkan
pemuda Desa Wagir cara budidaya Burung Puyuh untuk meningkatkan produktivitas
pemuda di desa ini.
BAB III
METODE PENYULUHAN
3.1. Metode Pelaksanaan
Penyuluhan sangat ditentukan oleh metode yang dipakai.
Metode penyuluhan adalah cara
penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan oleh penyuluh kepada masyarakat baik
secara langsung maupun tidak langsung
agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru (Kusnadi,
2011). Menurut Wiriaatmadja (1983) dalam Farfar
(2014) bahwa dalam menyelenggarakan penyuluhan pertanian, para penyuluh
dan peneliti selalu mencari metode efektif yang sifatnya mendidik, membimbing
dan menerapkan, sehingga inovasi baru
yang disampaikan melalui penyuluhan dapat diterima oleh masyarakat. Cara untuk
memilih metode yang efektif,
Kartasapoetra (1993) dalam Farfar
(2014), menyatakan bahwa kegiatan penyuluhan pertanian dapat dilakukan
metode pendekatan perorangan, metode pendekatan kelompok dan metode pendekatan
massal. Akan tetapi pada dasarnya tidak ada suatu batasan yang tegas tentang
pemilihan metode penyuluhan, sebab untuk suatu keadaan tertentu, setiap metode
penyuluhan dapat diterapkan.
Metode
penyuluhan yang akan gunakan oleh penyuluh haruslah diusahakan agar masyarakat
dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan (Rasyid, 2012). Metode
pelaksanaan kegiatan pelatihan budidaya ternak puyuh (Cortunix cortunix Japonica)
Sebagai upaya meningkatkan produktivitas masyarakat di Desa Sidorahayu,
Kecamatan Wagir dilakukan dengan dua metode penyuluhan yaitu diawali dengan
metode pendekatan massal dilanjutkan dengan pendekatan perorangan. Adapun
pelaksanaan dua metode tersebut melalui beberapa tahapan-tahapan diantaranya
yaitu :
1.
Persiapan Kegiatan
a.
Perijinan
Persiapan
kegiatan dimulai dengan proses perijinan di daerah yang akan dilaksanakan
kegiatan penyuluhan yakni Desa Sidorahayu Kecamatan Wagir. Perijinan kegiatan
yang meliputi perijinan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan atau
penyuluhan kepada kepala desa Sidorahayu Kecamatan Wagir selaku pejabat
tertinggi di desa Kemudian surat tersebut diedarkan kepada kepala RW serta
kepala RT yang akan membantu menggumumkan dan mengkoordinasi masyarakat desa
setempat.
b. Proses Perijinan
Persiapan
awal yang dilakukan yaitu melakukan perijinan. Proses perijinan dimulai dengan
mendatangi kantor desa Sidorahayu dan menyerahkan surat pengantar penyuluhan.
Kemudian tim penyuluh menjelaskan maksud dan tujuan mendatangi kantor desa
Sidorahayu. Selanjutnya tim penyuluh melakukan wawancara dengan pihak perangkat
desa untuk mengetahui profil dan data desa Sidorahayu
c. Mendata calon peserta pelatihan
Mendata
calon peserta pelatihan dengan bantuan pihak perangkat desa. Pihak perangkat
desa akan membantu mengumumkan dan mendata calon peserta yang akan melasanakan
kegiatan pelatihan budidaya ternak puyuh (Cortunix
cortunix Japonica).
2.
Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan
kegiatan dilakukan setelah persiapan kegiatan sudah terpenuhi. Setelah semua
persiapan terpenuhi maka akan dilaksanakan kegiatan sosialisasi tentang
pelatihan budidaya ternak puyuh (Cortunix
cortunix japonica) sebagai upaya meningkatkan produktivitas masyarakat di
Desa Sidorahayu Kecamatan Wagir yang selanjutnya akan dibuat kesepakatan waktu
dan program tersebut.
3.2. Materi Penyuluhan
Puyuh
merupakan salah satu ternak unggas yang memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Pemeliharaan yang mudah,
dapat dijadikan sebagai ternak unggulan. Puyuh yang biasa digunakan adalah
jenis Cortunix-cortunix japonica.
Keunggulan dari jenis puyuh tersebut adalah produksi telur yang cukup tinggi
dapat mencapai 250-300 butir/ekor/tahun (Amo, dkk. 2013). Pada usia 40-45 hari
sudah mampu menghasilkan telur dan bertelur selama 18 bulan. Telur merupakan
produk utama yang dihasilkan dari puyuh. Selain telur, daging puyuh dapat
dimanfaatkan sebagai sumber penghasil daging. Daging puyuh memiliki kandungan
gizi yang cukup tinggi, rasa yang lezat, bertekstur lembut dan gurih
(Handayani, dkk. 2013). Pemeliharaan
puyuh relatif singkat sampai dengan masa panen jika dibandingkan dengan jenis
unggas lainnya, serta biaya pemeliharaan yang relatif rendah (Wiranda, dkk.
2009). Pada pemeliharaan puyuh harus memperhatikan beberapa faktor, yaitu:
a. Pemilihan
bibit
Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan
pemeliharaan. Secara umum cara pemilihan bakalan sama dengan pemilihan bakalan
pada ayam atau itik, yaitu dipilih berdasarkan kemampuan induknya. Parameter
yang dilihat yaitu kemampuan produksi, kemampuan untuk tumbuh, serta penampilan
eksterior. Penampilan eksterior dilihat dari masing-masing individu dengan
indikasi sehat, tidak cacat dan lincah.
b. Perkandangan
Pemeliharaan
puyuh tidak memerlukan lahan yang luas seperti ternak ayam atau itik. Pada ayam
untuk memelihara 1000 ekor membutuhkan lahan sekitar 100m2 sedangkan
pada puyuh untuk memelihara 1000 ekor hanya membutuhkan lahan sekitar 7.5m2
(Wuryadi, 2011). Pada pemeliharaan puyuh membutuhkan sangkar dan disusun secara
bertingkat. Sangkar disusun setinggi empat tingkat dengan ukuran 100x60x180
(pxlxt) dengan satu tingkatan sangkar setinggi 30 cm. Pada kandang periode starter – grower sangkar diberikan lampu
dengan tujuan sebagai penerangan agar puyuh bisa makan dan sebagai penghangat.
Ukuran watt lampu disesuaikan dengan keadaan untuk mencapai suhu yang optimal.
Sedangkan pada periode layer sudah tidak diperlukan lampu di dalam sangkar.
Sangkar periode starter berbeda
dengan layer. Pada saat periode tersebut, sangkar lebih
tertutup dan diberi alas koran untuk menghindari puyuh terjebak ke dalam lubang
jaring dan mempermudah memberikan pakan.
c. Pakan
dan minum
Ternak
puyuh diberikan pakan dengan frekuensi satu kali atau dua kali sehari. Pada
periode starter-grower diberikan pakan
dengan takaran 15-20 gr/ekor secara ad
libitum. Pada periode layer hanya diberikan pakan dengan takaran
22gr/ekor/hari. Pada keadaan aslinya,
makanan burung puyuh adalah biji-bijian, daun-daunan dan serangga. Pada
pemeliharaan secara intensif, makanan harus tersedia lengkap. Puyuh diberikan pakan
secara ad libitum dengan kandungan
energi metabolis sekitar 2900 kkal/kg. Fase starter (0-3 minggu) kandungan PK
24-28 %, Fase Grower (3-7 minggu) kandungan PK 20 % Fase Layer ( setelah umur
50 hari – 8 bulan) kandungan PK ± 24 %. Sebagai ternak potong, puyuh berumur ≥ 8 bulan, maka diberi pakan
yang mengandung PK ± 20 %. Pemberian minum pada periode starter-layer
diberikan secara ad libitum. perbedaannya
hanya pada saat periode starter, pada bagian tempat minum diberikan batuan
kerikil atau kelereng untuk menghindari puyuh masuk ke dalam tempat minum dan
mati.
d. Pemeliharaan
kesehatan
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh
kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan
sedini mungkin. Akan tetapi, jika di wilayah tertentu tidak pernah terjadi
suatu penyakit tidak perlu dilakukan vaksinasi. Pemberian vitamin dilakukan
untuk menjaga kesehatan puyuh.
e. Penetasan
Penetasan
dilakukan dengan tujuan agar peternak puyuh tidak perlu membeli puyuh indukan
lagi. Penetasan dapat dilakukan dengan membuat mesin tetas sederhana yang
terbuat dari kayu dan triplek dengan tambahan termostat dan termometer. Mesin
tetas dapat dibuat dengan ukuran 50x50x40 (PxLxT). Setelah mesin tetas
terbentuk, diberikan lubang di bagian atas untuk sirkulasi udara. Bagian mesin
tetas diberikan penyangga untuk meletakan telur dan dibagian bawahnya terdapat
air untuk menjaga kelembabannya.
Periode
pengeraman pada puyuh relatif lebih cepat yaitu 18 hari. Pada periode
pengeraman harus menjaga suhu sekitar 37-38ÂșC dan kelembaban 70-80%. Setiap
hari telur harus diputar dengan tujuan untuk menghindari embrio menempel pada
dinding telur. Setelah telur menetas, segera pindahkan anak puyuh ke sangkar
starter.
f.
Pemanenan
Subekti dan
Hastuti (2013) menyatakan bahwa Ukuran tubuh puyuh relatif kecil, puyuh betina
dewasa mempunyai bobot sekitar 130 gram. Hal ini juga menguntungkan karena kita
dapat memelihara puyuh dalam jumlah besar di lahan yang tidak terlalu luas
termasuk juga dapatdi pelihara di pekarangan. Selain puyuh yang telah berhenti
bertelur atau produksinya rendah, puyuh jantan dapat dimanfaatkan untuk dijual
atau dipotong sebagai penghasil daging yang memiliki nilai gizi dan rasa yang
hampir sama dengan jenis unggas yang lain. Baik telur maupun daging puyuh cukup
digemari masyarakat sehingga memudahkan dalam memasarkan produk. Telur dan
daging puyuh dapat diolah menjadi berbagai masakan sesuai selera.
.4. Media Penyuluhan
Media penyuluhan
yang digunakan dalam program ini adalah sebagai berikut:
a. Power Point
Media
yang digunakan untuk menjelaskan budidaya ternak burung puyuh pada lahan yang
cukup sempit kepada pemuda karang taruna sebagai sasaran. Dalam power point ini berisi materi mengenai
mekanisme budidaya ternak puyuh.
b. Video
Menyampaikan
informasi kepada sasaran yakni pemuda karang taruna dengan menggunakan video
mengenai budidaya puyuh sebagai sarana dan alat yang digunakan dalam proses
penyampaian materi sehingga diharapkan sasaran akan lebih mudah memahami
informasi yang disampaikan.dan dapat meningkatkan minat untuk beternak burung
puyuh.
c. Blog
dan Poster
Media
tulis seperti poster yang digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai
ringkasan materi mekanisme budidaya ternak burung puyuh untuk memudahkan dalam
pemahaman terhadap informasi yang diberikan. Blog dapat diakses melalui
internet dengan menggunakan jasa warnet maupun menggunaka smartphone yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Amo,
M., J.L.P. Saerang, M. Najoan, dan J. Keintjen. 2013. Pengaruh Penambahan
Tepung Kunyit dalam Ransum Terhadap Kualita Telur Puyuh. Jurinal Zootek. 33(1): 48-57.
Farfar, R.A.
2014. Respon Petani Terhadap Penerapan Metode Penyuluhan Pertanian di
Kota Ambon Provinsi. Jurnal Budidaya
Pertanian. 10: 48-51.
Handayani,S.H.,
Rr. A. Qonita, dan A.I. Sari. 2013. Peningkatan Produktivitas Peternak Puyuh
Menghasilkan DOQ dengan Mesin Tetas Semi Otomatis di Kabupaten Ngawi. Pusat Studi Pendamping Koperasi dan UMKM.
1(2): 84-97.
Kasiyati.,
Silalahi, B.A., Permatasari, I. 2009. Optimasi
Pertumbuhan Puyuh (Coturnix coturnix japonica L.) Hasil Pemeliharaan dengan
Cahaya Monokromatik. Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan.
Universitas Diponegoro. Semarang
Kusnadi,
Dedy. 2011. Metode Penyuluhan Pertanian.
Sekolah Tinggi Penyuluhan Bogor. Bogor.
Lainawa,
J., Santa1, M.N., Pandey1, J.,Bagau, B. 2015. Pemanfaatan Sumberdaya Lokal
Sebagai Bahan Baku Industri Dan Pakan Alternatif Dalam Meningkatkan Pendapatan
Ternak Puyuh
Organik Di Kecamatan Sonder, Kabupaten
Minahasa. Seminar Nasionsl Masyarakat
Biodiv Indonesia.
Volume 1, Nomor 2. Halaman: 383-387
Panekenan,
O.J., Loing, C.J., Rorimpandey, B., dan
Waleleng, V.O.P. 2013. Analisis Keuntungan Usaha Beternak Puyuh Di Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Jurnal Zootek. Vol.32 (5) . Halaman : 1-10.
Rasyid,
Anuar. 2012. Metode Komunikasi Penyuluhan pada Petani Sawah. Jurnal Ilmu Komunikasi. 1(1):1-55.
Subekti,
E., dan Hastuti, D. 2013. Budidaya Puyuh (Coturnix
Coturnix Japonica ) di Pekarangan Sebagai Sumber Protein Hewani dan
Penambah Income Keluarga. Mediagro.
Vol 9. No. 1. 2013 . Hal 1-10
Sya’ada,
N. 2014. Analisis Dampak Pertambahan Penduduk Terhadap Penyerapan Angkatan
Kerja. Jurnal Ilmu Pendidikan Geografi.
Vol 2, No 1. Halaman 61-70.
Wiranda,G.P.,
D.A. Astuti, dan W Hermana. 2009. Pengkayaan Produk Puyuh Melalui
Pemanfaatan Pakan Lokal
Yang Mengandung Anti Oksidan dan Mineral Sebagai Alternatif Penyediaan Protein
Hewani Bergizi Tinggi. Prosiding Seminar
Hasil-Hasil Penelitian IPB. Dept. Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,
Fakultas pertnakan IPB.
Wuryadi,
S. 2011. Buku Pintar Beternak dan Bisnis
Puyuh. Agromedia Pustaka. Jakarta
Komentar
Posting Komentar