GELATINISASI PADA RESTRUCTURED MEAT
Restructured meat adalah daging yang
diolah dengan memanfaatkan
potongan daging yang relative kecil dan tidak beraturan yang kemudian
dilekatkan kembali sehingga berukuran
lebih besar dan memiliki nilai jual lebih
tinggi. Nugget merupakan salah satu produk dari restructured meat.
Pengertian nugget adalah suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat dari daging giling yang dicetak dalam bentuk
potongan empat persegi. Potongan ini
kemudian dilapisi tepung berbumbu.
Nugget babi dapat dikatakan baik apabila dapat
membentuk struktur daging yang kompak, saling melekat satu sama lain. Tekstur
nugget babi yang diinginkan adalah lebih padat dan kompak sehingga perlu
ditambahkan bahan pengisi (filler) untuk membantu meningkatkan kekompakan
nugget tersebut. Bahan pengisi (filler)
adalah bahan yang ditambahkan dalam proses pembuatan produk daging olahan yang
memiliki kemampuan mengikat sejumlah air dan membentuk gel sehingga
menghasilkan tekstur yang kompak dan tidak mudah pecah.
Salah satu filler yang biasa digunakan dalam
pembuatan nugget adalah tepung terigu
karena dapat menghasilkan testur nugget yang kompak. Tepung terigu
berperan dalam membantu pembentukan matriks gel protein-pati karena mengandung
pati sebesar 67% dan protein sebesar I 0%. Tidak hanya tepung terigu
yang dapat digunakan sebagai filler dalam pembuatan nugget. Tepung ganyong dapat dijadikan alternatif untuk
menjadi filler dengan cara substitusi.
Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan subtitusi parsialfiller
antara tepung terigu dan tepung ganyong. Tepung ganyong memiliki kandungan pati yang
cukup tinggi yaitu 53,41%. Pati ini
berperan dalam proses gelatinisasi sehingga membentuk matriks gel
protein, yang pada akhirnya
akan menentukan kekompakan nugget yang dihasilkan. Tepung ganyong
memiliki sifat fisikokimia yang mirip dengan tepung terigu, tetapi
tepung ganyong tidak memiliki gluten oleh karena itu tepung ganyong hanya dapat digunakan sebagai
bahan pensubstitusi parsial tepung terigu.
Dalam pembuatan nugget selain ditambahkanfil/er juga
ditambahkan binder agent (bahan
pengikat). Binder adalah material bukan daging yang dapat
meningkatkan daya ikat air dan emulsifikasi lemak. Penambahan binder bertujuan
untuk meningkatkan stabilitas emulsi, daya ikat air produk daging, meningkatkan
flavor (Soepamo, 1992). Salah satu binder yang dapat digunakan yaitu gelatin.
Gelatin termasuk golongan
hidrokoloid, selain Na-alginat maupun karagenan yang mampu
membentuk gel sehingga dapat digunakan sebagai meat binder. Selama ini penggunaan gelatin digolongkan dalam cold-set
binding technology (Dutson dan Pearson, 1987). Berdasarkan penelitian skripsi
Veronica (2005) dan Christina
(2004), gelatin dapat digunakan
sebagai binder dalam pembuatan nugget
ayam dan nugget babi. Oleh karena
itu penelitian ini diselengarakan untuk mengetahui
penggunaan konsentrasi gelatin sebagai binder dalam proses pembuatan nugget
babi dengan metode cold-set binding technology.
Selain cold-set binding technology, dikenal pula
hot-set binding technology. Perbedaan antara keduanya adalah pada suhu
pembentukan gel dalam tahap proses pembuatan nugget. Pada hot-set binding
technology, proses pembentukan gel membutuhkan panas sehingga fungsi Sodium
Tripoliphosphat (STPP) dapat optimal (Sofos,
1986 dalam Khotimah dkk., 2000). Sedangkan pada cold-set binding technology
membutuhkan suhu rendah. Pada penelitian ini
akan digunakan adalah metode cold-set binding technology karena metode
ini dapat mencegah diskolorisasi pada daging, ketengikan, dan warmed over
flavor (WOF) yang muncul jika menggunakan metode hot-set binding technology.
Komentar
Posting Komentar