Proses Fermentasi pada Daging
Daging
Daging
kaya akan zat gizi merupakan media pertumbuhan yang baik bagi mikrobia. Daging
sapi mengandung protein 20%, lemak 2-3%, Sedikit karbohidrat dan zat anorganik,
air 75%, sehingga Aw > 0,99, pH 6,8 – 7.
Fermentasi
pada Daging
Fermentasi adalah
pengubahan karbohidrat menjadi alkohol dan karbondioksida atau asam amino organik menggunakan ragi, bakteri, fungi di bawah kondisi anaerobik. Mikroorganisme
yang berperan pada fermentasi daging adalah bakteri asam laktat (BAL) seperti Lactobacillus
sp. dan Pediococcus sp. Bakteri yang sering digunakan untuk
fermentasi daging adalah Lactobacillus plantarum.
Lactobacillus plantarum merupakan
bakteri berbentuk batang, umumnya berukuran 0,7-1,0 sampai 3,0-8,0 mikron,
tunggal atau dalam rantai-rantai pendek, dengan ujung yang melingkar. Organisme
ini cenderung berbentuk batang pendek dalam kondisi pertumbuhan yang
sesuai dan akan cenderung lebih panjang di bawah kondisi yang tidak menguntungkan.
Bakteri ini termasuk homofermentatif dengan suhu minimum 10°C, maksimum 40°C dan optimum 30°C.
Lactobacillus plantarummampu memproduksi H2O2 dalam
jumlah yang tinggi dan berfungsi sebagai antibakteri yang dapat menyebabkan
adanya daya hambat terhadap pertumbuhan mikroorganisme lain. Contoh produk fermentasi daging
adalah urutan (makanan khas Bali), salami, bologna dan paperoni
Proses
pembuatan produk dari fermentasi daging
Tujuan
fermentasi daging
-
Meningkatkan nilai guna dan daya
simpan dari daging segar.
-
Meningkatkan jumlah bakteri baik
dalam saluran pencernaan.
-
Mempunyai rasa dan aroma yang khas
Faktor yang
mempengaruhi fermentasi
·
Ketersediaan sumber-sumber karbon
dan nitrogen yang akan digunakan oleh mikroorganisme tersebut untuk tumbuh dan
berkembang biak
·
Ketersediaan zat gizi khusus yang
merupakan persyaratan karakteristik bagi mikroorganisme tertentu untuk tumbuh
dengan baik
·
Nilai pH setelah fermentasi seperti
sosis yaitu ≤ 5,3
·
Suhu inkubasi yang biasanya
digunakan pada proses fermentasi daging adalah 22ºC-40°C. Suhu inkubasi
mempengaruhi lamanya waktu fermentasi. semakin tinggi suhunya, semakin cepat
masa inkubasi
·
Kadar air digunakan sebagai media
perkembangbiakan mikroorganisme. Semakin tinggi kadar air pada bahan, maka
semakin cepat rusak bahan tersebut.
·
Ada/tidaknya kompetisi dengan
mikroorganisme lainnya
Kekurangan dari fermentasi :
1.
Memiliki aroma yang cukup kuat
sehingga kurang diminati oleh banyak orang.
2.
Memiliki kandungan asam urat yang
tinggi sehingga tidak baik dikonsumsi dalam jangka panjang
Keuntungan
proses fermentasi
1. Nilai gizi
lebih baik daripada bahan asalnya, karena terjadi pemecahan zat makanan yang
tidak dapat dicerna oleh manusia, misalnya serat akan diuraikan oleh enzim yang
dihasilkan oleh kapanh. Mikroba akan memecah senyawa kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana
2. Makanan
hasil fermentasi lebih mudah dikonsumsi dan mempunyai
citarasa yang lebih baik
4. Beberapa hasil
fermentasi seperti alkohol dan asam dapat menghambat pertumbuhan mikroba
patogen di dalam makanan.
Penyimpanan
Daging Fermentasi
-
Untuk mencegah terjadinya oksidasi
lemak maka daging sebaiknya disimpan di tempat bersuhu dingin. Pada sosis semi
kering dibawah suhu 15ºC, sedangkan pada sosis kering dibawah suhu 25°C
-
Mengurangi kontak dengan oksigen
dengan cara membungkus daging dengan vakum
Komentar
Posting Komentar