makalah fermentasi susu

1.    Definisi fermentasi susu
Fermentasi susu adalah produk olahan susu yang menggunakan aktivitas bakteri asam laktat secara terkontrol dalam proses pengolahannya untuk meningkatkan mutu dan nilai yang lebih bai serta menghasilkan flavor dan aroma yang khas. Contoh produk fermentasi susu diantaranya adalah keju, yogurt, dan kefir. Bakteri asam laktat yang digunakan dalam fermentasi susu diantaranya adalah Lactobacillus delbrueckiivar. bulgaricus dan Streptococcussalivarius var. Thermophilus.
Asam laktat yang dihasilkan dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen, khususnya mikroorganisme yang tumbuh pada kisaran pH 6 -7 (mesofilik) misalnya Shigela sp dan Clostridium botulinum yang tidak dapat tumbuh pada pH dibawah 4,6 (Surono dalam Kunaepah, 2008).
Beberapa produk fermentasi susu dan bakteri yang digunakan terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produk susu fermentasi dan bakteri yang digunakan

Nama susu fermentasi
Mikroba
Yogurt, kishk, zabaday
Lb. bulgaricus, S. Thermophilus
Kefir
Lc. lactis, Lb. Kefir
Susu asidofilus
Lb. Acidophilus
yakult, susu L. casei
Lb. Casei
susu bifidus
Bifidobacterium bifidum

Proses fermentasi dalam pengolahan pangan mempunyai beberapa keuntungan-keuntungan, antara lain :
·         Proses fermentasi dapat dilakukan pada kondisi pH dan suhu normal, sehingga tetap mempertahankan (atau sering bahkan meningkatkan) nilai gizi dan organoleptik produk pangan,
·         Karakteristik flavor dan aroma produk yang dihasilkan bersifat khas, tidak dapat diproduksi dengan teknik/metoda pengolahan lainnya
·         Memerlukan konsumsi energi yang relatif rendah karena dilakukan pada kisaran suhu normal,
·         Modal dan biaya operasi untuk proses fermentasi umumnya rendah.
·         Teknologi fermentasi umumnya telah dikuasi secara turun temurun dengan baik.
Fermentasi susu sebagian besar dibuat dengan cara yang sama, yakni dengan menambahkan sejumlah bibit ke dalam susu hangat (atau medium lain) yang telah dipasteurisasi. Hanya saja bakteri yang digunakan adalah bakteri khas untuk susu tersebut serta suhu fermentasinya berbeda bergantung pada suhu optimum bakteri yang bersangkutan.
2.      Mekanisme Bakteri Asam Laktat Pada Fermentasi Susu
a.       Bakteri asam laktat
Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang tidak terlihat oleh mata, tetapi dapat dilihat  bantuan mikroskop. Ukuran bakteri berkisar antara panjang 0,5 sampai 2,5 μ tergantung dari jenisnya. Walaupun terdapat beribu jenis bakteri, tetapi hanya beberapa karakteristik bentuk sel yang ditemukan yaitu:
1. Bentuk bulat atau cocci (tunggal = coccus)
2. Bentuk batang atau bacili (tunggal = bacillus)
3. Bentuk spiral atau spirilli (tunggal = spirillum)
4. Bentuk koma atau vibros (tunggal = vibrio)
Bakteri probiotik dalam susu fermentasi telah terbukti secara klinis dapat menyehatkan saluran pencernaan manusia. Bakteri probiotik sendiri berarti suplemen mikroba hidup yang memberikan efek positif terhadap manusia dan hewan dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora usus. Habitat aslinya yaitu usus manusia maupun hewan. Umumnya, bakteri probiotik merupakan bakteri asam laktat, namun tidak semua bakteri asam laktat adalah bakteri probiotik. Sebagai contoh, bakteri asam laktat yang bukan probiotik yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Mikroba yang melakukan fermentasi asam laktat terutama adalah bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat pada umumnya dapat dibagi menjadi dua macam yaitu homofermentatif dan heterofermentatif. Pada golongan homofermentatif hasil fermentasi terbesar merupakan asam laktat yaitu kirakira 90 persen, sedangkan pada heterofermentatif jumlah asam laktat yang dihasilkan kurang dari 90 persen atau kirakira seimbang dengan hasilhasil lainnya misalnya asam asetat, etanol, CO2, dan sebagainya. (Winarno 2004).
b.      Mekanisme fermentasi susu menggunakan asam laktat
Bakteri asam laktat mampu mengubah glukosa menjadi asam laktat. Bakteri tersebut adalah Lactobacillus, Streptococcus, Leuconostoc, Pediococcus, Bifidibacterium. Ada dua kelompok fermentasi asam laktat, yaitu homofermentatif dan heterofermentatif. Homofermentatif menggunakan glikolisis melalui jalur Embden Meyerhof Pathnas (EMP) dan heterofermentatif menggunakan jalur Hexosa Monophosphat Pathway Jalur EMP adalah peristiwa pemecahan glukosa menjadi asam laktat dan piruvat dalam keadaan tanpa oksigen dan menghasilkan ATP. Ada serangkaian reaksi yang terjadi secara berurutan dalam jalur EMP untuk mengonversi glukosa menjadi asam piruvat yang secara garis besar dapat dikelompokkan dalam dua tahap, yaitu tahap perubahan glukosa menjadi triosa fosfat (gliseraldehida 3fosfat dan dihidroksi aseton fosfat) yang memerlukan energi kimia dan tahap perubahan triosa fosfat menjadi asam piruvat sambil melepaskan energi ke lingkungannya.
Reaksi tahap pertama adalah perubahan glukosa menjadi triosa fosfat yang terdiri dari: aktivasi glukosa oleh ATP, reaksi isomerisasi glukosa menjadi fruktosa 6fosfat, fosforilasi fruktosa 6fosfat menjadi fruktosa 1, 6 bifosfat, pembentukan triosa fosfat. Reaksi tahap kedua adalah pembentukan asam piruvat dari gliseraldehida 3fosfat yang terdiri dari: oksidasi gliseraldehida 3fosfat, pemindahan gugus fosfat dari asilfosfat, interkonversi asam 3fosfogliserat menjadi 2fosfogliserat, dan pembentukan asam fosfoenol piruvat. (Ardianto 1996).
Bakteri asam laktat homofermentatif menghasilkan mayoritas asam laktat dengan sedikit produk samping, yaitu gliserol, etanol, asam asetat, asam formiat, dan CO2. Bakteri asam laktat homofermentatif mengoksidasi glukosa menjadi 2 piruvat melalui jalur EMP. Pada jalur itu menghasilkan 4 ATP + NADH yang dipakai untuk mereduksi piruvat menjadi asam laktat. Reaksi keseluruhan sebagai berikut :
Glukosa + 2 ADP + 2 P 2 laktat + 2 ATP
Adanya produk samping, karena bakteri asam laktat homofermentatif mempunyai berbagai enzim yang dapat mengubah piruvat menjadi etanol dan CO2, asetat dan formiat, serta laktat. Jika piruvat tidak segera diubah menjadi produk di atas, NADH dipakai untuk mereduksi dihidroksi aseton fosfat menjadi gliserol. Perubahan nilai pH pada media dapat mengubah komposisi produk fermentasi asam laktat homofermentatif Lactobacillus.
Fermentasi asam laktat idealnya dilakukan pada kondisi asam. Ketika kondisi diubah menjadi netral, sebagian piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA dan format. Asetil KoA kemudian tereduksi menjadi asetat dan etanol. Bakteri asam laktat heterofermentatif menghasilkan asam laktat dan produk fermentasi lainnya (kebanyakan etanol) dengan rasio yang seimbang. Hal itu karena mereka mengoksidasi glukosa menjadi piruvat dan asetil KoA melalui jalur HMP. Piruvat kemudian direduksi menjadi asam laktat, sedangkan asetil fosfat kemudian direduksi menjadi etanol. Pada jalur itu menghasilkan 1 ATP Glukosa + ADP + P asam laktat + etanol + CO2 + ATP
Bakteri asam laktat yang termasuk homofermentatif misalnya Streptococcus faecalis dan Streptococcus liquifaciens, sedangkan yang termasuk heterofermentatif misalnya Leuconostoc mesenteroides, Lactobacillus brevis dan L. pentoaceticum. Secara singkat pemecahan glukosa oleh bakteri heterofermentatif dapat dituliskan sebagai berikut:
 Glukosa asam laktat + CO2 + etil alkohol (etanol)
Dalam produksi, asam laktat didefinisikan sebagai campuran dari asam laktat dan hibrida asam laktat yang mengandung tidak kurang dari 85% dan tidak lebih dari 92% asam laktat. Prinsip utama pembuatan asam laktat dengan proses fermentasi adalah pemecahan laktosa menjadi bentuk monosakaridanya dan dari monosakarida tersebut dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh Lactobacillus sp. akan di ubah menjadi asam laktat. Asam laktat murni tidak berbau, tidak berwarna, dan bersifat higroskopis pada suhu kamar. Dalam keadaan tidak murni asam laktat berwarna kekuningan karena mengandung pigmen karoten. Asam laktat yang dihasilkan akan menurunkan nilai pH dari lingkungan pertumbuhannya dan menimbulkan rasa asam. Ini juga menghambat pertumbuhan dari beberapa jenis mikroorganisme lainnya. Dua kelompok kecil mikroorganisme dikenal dari kelompok ini yaitu organismeorganisme yang bersifat homofermentatif dan heterofermentatif. Jenisjenis homofermentatif yang terpenting menghasilkan hanya asam laktat dari metabolisme gula sedang jenisjenis heterofermentatif menghasilkan karbondioksida dan sedikit asamasam volatil lainnya, alkohol dan ester di samping asam laktat.
3.      Produk Fermentasi Susu
a.       Proses Pembuatan Keju
Pembuatan keju adalah proses yang dilakukan untuk mengolah susu hingga menjadi berbagai jenis keju. Pembuatan keju pada dasarnya sama walaupun ada ratusan jenis keju yang diproduksi di seluruh dunia. Keju memiliki gaya dan rasa yang berbeda-beda, tergantung jenis air susu yang digunakan, jenis bakteri atau jamur yang dipakai dalam fermentasi, lama proses fermentasi maupun penyimpanan (pematangan).
Menurut Khikmah ( 2015) bahwa Proses Pembuatan keju meliputi :
§   Pasteurisasi susu: dilakukan pada susu 70°C, untuk membunuh seluruh bakteri pathogen.
§   Pengasaman susu, tujuannya adalah agar enzim rennet dapat bekerja optimal. Pengasaman dapat dilakukan dengan penambahan lemon jus, asam tartrat, cuka, atau bakteri Streptococcus lactis. Proses fementasi oleh streptococcus lactis akan mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat sehingga derajat keasaman (pH) susu menjadi rendah dan rennet efektif bekerja.
§   Penambahan enzim rennet. Rennet memiliki daya kerja yang kuat, dapat digunakan dalam konsentrasi yang kecil. Perbandingan antara rennet dan susu adalah 1:5.000. Kurang lebih 30 menit setelah penambahan rennet ke dalam susu yang asam, maka terbentuklah curd. Bila temperatur sistem dipertahankan 40 derajat celcius, akan terbentuk curd yang padat. Kemudian dilakukan pemisahan curd dari whey.
§   Pematangan keju (ripening). Untuk menghasilkan keju yang berkualitas, dilakukan proses pematangan dengan cara menyimpan keju ini selama periode tertentu. Dalam proses ini, mikroba mengubah komposisi curd, sehingga menghasilkan keju dengan rasa, aroma, dan tekstur yang spesifik. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi penyimpangan seperti temperatur dan kelembaban udara di ruang tempat pematangan. Dalam beberapa jenis keju, bakteri dapat mengeluarkan gelembung udara sehingga dihasilkan keju yang berlubang-lubang
b.      Proses Pembuatan Yoghurt
Yoghurt merupakan makanan dan minuman tradisional yang penting di negara-negara Balkan dan Timur Tengah dan juga sudah lama dikenal di Eropa Selatan, Asia Selatan, Mesir dan di sekitar Mediteran. Yoghurt bermanfaat bagi orang yang tidak tahan terhadap gula susu (lactose), yang dikenal sebagai penderita "lactose intolerance" . Karena pada proses pembuatan yoghurt dapat menurunkan seperempat kadar gula susu yang ada, maka bagi orang yang menderita "lactose intolerance", dapat mengonsumsi yoghurt sebagai sumber bahan makanan yang bergizi.

Komponen susu yang paling berperan dalam pembuatan yoghurt adalah laktose dan kasein . Laktose digunakan sebagai sumber energi dan karbon selama pertumbuhan biakan yoghurt dan pada prosesnya menghasilkan asam laktat . Dengan terbentuknya asam laktat ini, keasaman susu akan meningkat atau pH menurun.
PROSEDUR PEMBUATAN YOGHURT
·      Alat:
a)                      Kompor
b)      Toples kaca/ jar (dapat diganti dengan wadah lain yang steril).    
c)                      Panci
d)     Gelas ukur
e)                      Termometer






·         Bahan:
1.      Susu segar
2.      Starter/ inokulum.
3.      Susu skim
4.      Gula dan perasa buah.
·         Prosedur pembuatan yoghurt:
1.      Pasteurisasi susu segar pada suhu 75°C  selama 15 menit.
2.      Angkat dan masukkan dalam Jar/ toples kaca.
3.      Dinginkan hingga mencapai suhu ± 40°C.
4.      Masukkan inokulum sebanyak 2% dari berat susu (jadi untuk 1 liter susu diperlukan 20 ml starter/ inokulum.
5.      Tambahkan susu skim secukupnya.
6.      Tutup toples/ jar dengan cling wrap.
7.      Inkubasi pada suhu ruang selama 12 – 24 jam.

8.      Setelah yoghurt tampak jadi (terlihat menggumpal), panen yoghurt dan beri gula dan perasa buah sesuai dengan yang diinginkan
Gambar 2 Proses pembuatanYoghurt

a.      Proses Pembuatan Kefir

·         Bahan yang diperlukan:

1.      Kultur kefir / Grains
2.      Susu sapi segar (pasteurisasi/mentah)


·      Peralatan yang harus dipersiapkan : 
1. Toples kaca / toples plastic 
2. Spatula 
3. Saringan tepung 
4. Wadah plastic
5. Botol / Jar
*Peralatan terbuat dari plastik dan steril

·         Cara Membuat :
1.      Siapkan grains sebanyak 100 gram (untuk susu sebanyak 1-2 liter) sebagai starter letakkan di tempat dan wadah yang steril.  Masukkan susu sapi segar (raw milk)/ susu yang sudah dipasteurisasi yang bersuhu ruangan, antara 23 – 30 derajatcelcius ke dalam toples kaca / plastik
2.      Masukkan grains ke dalam toples yang berisi susu, lalu aduk perlahan
3.      Setelah itu tutup toples, dan taruh toples di ruangan yang bersih dan hangat tanpa terkena sinar matahari selama 24 – 48 jam. (Proses ini disebut proses fermentasi, semakin lama akan semakin kecut rasanya).
4.      Setelah difermentasi dengan waktu yang dianjurkan, buka toples dan aduk perlahan-lahan kefir  hingga tercampur secara homogen. Kemudian tutup kembali, dan simpan kembali. Setelah kurang lebih 6 jam, akan terlihat pemisahan antarawhey (kefir bening) dengan curd (kefir kental).  Aduk kembali dan kefir siap untuk dipanen.
5.      Untuk panen, siapkan saringan tepung, wadah plastik dan spatula.Kefir dalam toples disaring hingga tertinggal grains yang bercampur dengan sedikit kefir kental.Gunakan spatula untuk membantu penyaringan.Setelah hanya tersisa grains dan sedikit curd, masukkan kefir ke dalam wadah yang bersih (setelah disterilkan). Lalu rendam dengan susu sapi segar, sementara hasil saringan kefir dimasukkan ke dalam botol-botol minuman, lalu masukkan ke dalam lemari pendingin. Susu kefir hasil saringan dapat ditingkatkan cita rasanya (flavor) dengan menginkubasikan kembali selama 24 jam pada suhu kamar, atau akan lebih baik kalau disimpan dalam lemari es pada suhu 8oC selama 24 jam. Seterusnya susu kefir dapat disimpan pada suhu tersebut minimal selama satu minggu. 
6.      Suhu yang disarankan untuk kefir adalah maksimal 4 derajat celcius. Kefir akan bertahan hingga 2 bulan. Letakkan kefir di chiller / bagian dari lemari pendingin.
7.      Grains yang direndam dengan susu segar, diaduk perlahan-lahan kemudian disaring kembali dan akan mendapat grains yang lebih bersih bebas dari curd.
8.      Grains yang sudah bersih bisa dibuat untuk membuat kefir lagi. Mengulang proses dari yang pertama.













DAFTAR PUSTAKA
Kunaepah, Uun. 2008. Pengaruh Lama Fermentasi dan Konsentrasi Glukosa Terhadap Aktivitas Antibakteri, Polifenol Total Dan Mutu Kimia Kefir Susu Kacang Merah. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro
Widodo, W. 2002. Bioteknologi Fermentasi Susu. Pusat Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah, Malang. p. 30.
Khikmah,N. 2015. Uji Antibakteri Susu Fermentasi Komersial Pada Bakteri Patogen. Jurnal Penelitian Saintek, 20(1) : 45-57
Bangun, Rizal Setya. 2009. Pengaruh Fermentasi Bakteri Asam Laktat Terhadap Kadar Protein Susu Kedelai. Jurnal kimia. 1(1) :69.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah sistem pertanian terpadu

contoh manual mutu produk pangan yang sederhana