Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

CARA MENGATUR UANG SAKU ALA ANAK KULIAH

Bagi anak kuliah yang merantau pasti ada aja yang dipikir untuk menghemat salah satunya ya..:) ya salah satunya berkunjung di blog admin :D. pasti kalian mikir gimana ya cara mengatur agar kita bisa nabung, belanja bulanan, sma makan sehari-hari . daripada banyak mikir langsung aja eksekusi, Cekidot... 1. Aturlah mana yang lagi dibutuhkan dengan mengesampingkan apa kamu yang inginkan      maksudnya disini misalnya nih kamu belanja di toko yang barangnya bisa milih sendiri, usahakan kamu sebelum belanja tulis daftar apa aja yang dibutuhkan untuk keperluan 1 bulan misalnya sabun mandi maupun sabun cuci baju, pasta gigi, sampo dan sejenisnya. sebisa mungkin jangan beli jajan. 2. Belilah sabun batang daripada sabun cair    kenapa harus sabun batang kok gak sabun cair? nah, perlu kamu ingat tujuan kamu apa beli sabun? mau berhemat kan? dengan sabun batang kamu juga dapat bersih bukan, sama seperti yang kamu pake sabun cair. keuntungan lain dari penggunaan sabun batang kamu dapat mengh

macam-macam jenis kerbau perah

didalam ppt ini kalian dapat melihat macam- macam jenis pada kerbau perah... semoga bermanfaat

PROSES OKSIDASI

Proses oksidasi Proses oksidasi merupakan interaksi kontak langsung diantara molekul oksigen seperti daging.Perubahan warna pada daging merah (daging sapi/daging kerbau) diakibatkan oleh proses oksidasi (interaksi) antara oksigen (O2) di udara dan mioglobin (pigmen/zat warna kemerahan) di dalam daging merah menjadi metmioglobin (pigmen kecokelatan). Ini biasanya terjadi bila daging dibiarkan selama ± 5 jam di udara terbuka. Daging aman dikonsumsi selama tidak berlendir atau berbau.             Pembusukan daging dapat disebabkan oleh aktivitas enzim-enzim dalam daging (autolisis), kimiawi (oksidasi) dan mikroorganisme. Mekanisme pembusukan ini sangat kompleks.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme pada daging dan yang akhirnya menentukan jenis/tipe pembusukan adalah jenis dan jumlah mikroorganisme awal (pencemar) serta penyebarannya, daging yang banyak tercemar oleh psikrotrofik akan cepat busuk pada suhu rendah, sifat fisik daging: daging giling lebih mudah bus

Penggunaan BTM pada Produk Daging

Pengertian BTM (Bahan Tambahan Makanan) Bahan Tambahan Makanan (food additive) adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan. Zat tambahan makanan berarti bahan apa pun yang biasanya tidak dimakan sendiri sebagai suatu makanan dan biasanya tidak digunakan sebagai bahan-bahan khas untuk makanan, baik mempunyai nilai gizi atau tidak, yang bila ditambahkan dengan sengaja pada makanan untuk tujuan teknologi diharapkan berakibat (secara langsung atau tidak langsung) makanan itu atau hasil sampingannya menjadi bagian komponen makanan itu atau mempengaruhi ciri-ciri makanan itu. Istilah ini tidak mencakup “pencemar” atau zat-zat yang ditambahkan pada makanan untuk mempertahankan atau memperbaiki mutu gizi. Beberapa zat kimi

Fermented Meat Indegenous Product di Indonesia

Fermented Meat Indegenous Product di Indonesia Bentotan Bebontot merupakan salah satu jenis sosis terfermentasi tradisional Bali yang sudah dikenal sejak dahulu. Bebontot dibuat dengan jalan mencampur daging, lemak, garam dan ditambahkan rempahrempah serta dibungkus dengan upih (kelopak daun pohon pinang) yang kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 5 hari. Pada malam harinya, bebontot tersebut digantung pada para-para dapur. Proses ini diakhiri apabila sudah muncul bau spesifik bebontot. Pembuatan bebontot sangat mirip dengan sosis tradisional Bali (urutan) yang terfermentasi secara alami, juga pada brengkes, buntilan dan takilan celeng. Beberapa produk tersebut hanya dibedakan oleh alat pembungkus dan bumbunya. Pada bebontot, buntilan dan takilan celeng pembungkusannya adalah dengan upih, brengkes dengan tapis kelapa, sedangkan urutan dibungkus dengan usus babi. Rempah-rempah yang digunakan sebagai bumbu dalam pembuatan bebontot terutama berfungsi untuk

Proses Fermentasi pada Daging

Daging Daging kaya akan zat gizi merupakan media pertumbuhan yang baik bagi mikrobia. Daging sapi mengandung protein 20%, lemak 2-3%, Sedikit karbohidrat dan zat anorganik, air 75%, sehingga Aw > 0,99, pH 6,8 – 7. Fermentasi pada Daging Fermentasi  adalah pengubahan  karbohidrat menjadi  alkohol  dan  karbondioksida  atau asam amino organik menggunakan  ragi , bakteri ,  fungi di bawah kondisi anaerobik. Mikroorganisme yang berperan pada fermentasi daging adalah bakteri asam laktat (BAL) seperti Lactobacillus sp . dan Pediococcus sp . Bakteri yang sering digunakan untuk fermentasi daging adalah Lactobacillus plantarum . Lactobacillus plantarum  merupakan bakteri berbentuk batang, umumnya berukuran 0,7-1,0 sampai 3,0-8,0 mikron, tunggal atau dalam rantai-rantai pendek, dengan ujung yang melingkar. Organisme ini cenderung berbentuk batang pendek dalam kondisi pertumbuhan yang sesuai dan akan cenderung lebih panjang di bawah kondisi yang tidak menguntungkan. Bakteri ini te

GELATINISASI PADA RESTRUCTURED MEAT

Restructured meat adalah  daging yang  diolah  dengan  memanfaatkan  potongan daging yang relative kecil dan tidak beraturan yang kemudian dilekatkan  kembali sehingga berukuran lebih  besar dan memiliki nilai jual  lebih  tinggi. Nugget merupakan salah satu produk dari restructured meat. Pengertian nugget adalah suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat  dari daging giling yang dicetak dalam bentuk potongan empat persegi. Potongan  ini kemudian dilapisi tepung berbumbu. Nugget babi dapat dikatakan baik apabila dapat membentuk struktur daging yang kompak, saling melekat satu sama lain. Tekstur nugget babi yang diinginkan adalah lebih padat dan kompak sehingga perlu ditambahkan bahan pengisi (filler) untuk membantu meningkatkan kekompakan nugget tersebut.  Bahan pengisi (filler) adalah bahan yang ditambahkan dalam proses pembuatan produk daging olahan yang memiliki kemampuan mengikat sejumlah air dan membentuk gel sehingga menghasilkan tekstur yang kompak dan tidak mudah pecah

makalah manajemen sapi laktasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang             Salah satu jenis sapi perah yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah FriesienHolstein (FH) sapi ini berasal dari Belanda, sapi ini sudah beradaptasi cukup baik di Indonesia dengan rata-rata produksi 10-15 liter/hari, tetapi hal ini masih jauh dari produksi dinegara asal yang mencapai lebih dari 25 liter/hari. Salah satu faktor keberhasilan berternak sapi perah terletak pada manajemen pemeliharaan, hal ini sangat penting karena pada masa kehidupan sapi perah yang dimulai dari pedet sampai dewasa diperlukan manajemen pemeliharaan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah manajemen pemeliharaan pada saat masa laktasi hal ini penting karena pada masa laktasi membutuhkan asupan nutrisi yang cukup banyak yang digunakan untuk kebutuhan nutrisi pedet yang berasal dari susu yang diproduksi serta nutrisi yang dibutuhkan untuk perbaikan tubuh sapi itu sendiri setelah beranak. Hal tersebut harus diperhatikan karena bila tidak diperhati